BAB 9 Keamanan Informasi
Tujuan Keamanan Informasi
1. Kerahasiaan, perusahaan berusaha untuk
melindungi data dan informasinya dari pengungkapan kepada orang-orang yang
tidak berwenang. Contohnya: piutang dagang, pembelian, dan utang dagang.
2. Ketersediaan, adalah menyediakan data dan
informasi sedia bagi pihak-pihak yang memiliki wewenang untuk menggunakannya.
Contohnya: sistem informasi sumber daya manusia dan sistem informasi eksekutif
3. Integritas, semua sistem informasi harus
memberikan representasi akurat atas sistem fisik yang di representasikannya.
4. Keamanan informasi, aktifitas untuk menjaga
agar sumber daya informasi tetap aman. Sedangkan, aktifitas untuk menjaga agar
perusahaan dan sumber daya informasinya tetap berfungsi setelah adanya bencana
disebut manajemen keberlangsungan bisnis.
Manajemen Keamanan Informasi
Manajemen Informasi terdiri dari 4 tahap:
1. Mengidentifikasi ancaman yang dapat
menyerang sumber daya informasi perusahaan.
2. Mendefinisikan resiko yang dapat di
sebabkan oleh ancaman-ancaman tersebut.
3. Menentukan kebijakan keamanan dan
informasi.
4. Mengimplementasikan pengendalian untuk
mengatasi resiko-resiko tersebut.
Ancaman (Information Security Threat)
Ancaman keamanan informasi, Adalah orang,
organisasi, mekanisme, atau peristiwa yang memiliki potensi untuk membahayakan
sumberdaya informasi perusahaan.
Ancaman Internal dan Eksternal, ancaman
internal mencakup bukan hanya karyawan perusahaan, tetapi juga pekerja
temporer, konsultan, kontraktor, dan bahkan mitra bisnis perusahaan tersebut.
Sedangkan, ancaman eksternal adalah ancaman yang di luar perusahaan yang tidak
ada hubungannya dengan internal seperti perusahaan lain yang sama produk dengan
perusahaan kita atau bisa juga disebut pesaing dalam usaha.
Jenis Ancaman
Virus, hanyalah salah satu contoh jenis
peranti lunak yang menyandanng namaperanti lunak yang berbahaya (malicios
software). Malicios dan malware,terdiri atas program
program lengkap atau segmensegmen kode yang dapat menyerang suatu sistem dan
melakukan fungsi-fungsi yang tidak di harapkan oleh pemilik sistem. Fungsi-fungsi
tersebut dapat menghapus file atau menyebabkan sistem tersebut berhenti.
Risiko
Risiko keamanan informasi di definisikan
sebagai potensi output yang tidak di harapkan dari pelanggaran keamanan
informasi oleh ancaman keamanan informasi. Risiko-risiko seperti ini di bagi
menjadi 4 jenis, yaitu:
1. pengungkapan informasi yang tidak
terotoritas dan pencurian.
2. penggunaan yang tidak terotorisasi.
3. penghancuran yang tidak terotorisasi dan
penolakan pelayanan.
4. modifikasi yang tidak terotorisasi.
Persoalan E-Commerce
E-commerce (perdagangan elektronik) telah
memperkenalkan keamanan baru. Masalah ini bukanlah perlindungan data,
informasi, dan peranti lunak, tapi perlindungan dari pemalsuan kartu kredit.
Menurut sebuah survei yang di lakukan oleh gartner group, pemalsuan kartu
kredit 12 kali lebih sering terjadi untuk para peritel.
E-Commerce di bandingkan dengan para pedagang yang
berurusan dengan pelanggan mereka secara langsung. Untuk mengatasi masalah ini,
perusahaanperusahaan kartu kredit yang utama telah mengimplementasikan program
yang di tujukan secara khusus untuk keamanan kartu kredit e-commerce.
Kartu Kredit “Sekali Pakai”
Pada september 2000, American Express
mengumumkan sebuah kartu kredit “sekali
pakai”. Kartu ini bekerja dengan cara: Saat
pemegang kartu ingin membeli sesuatu secara online, ia akan memperoleh angka
yang acak dari situs web perusahaan kartu kredit tersebut. Angka inilah, dan
bukannya nomor kartu kredit pelanggan tersebut, yang di berikan kemudian
melaporkannya ke perusahaan kartu kredit untuk pembayaran.
Manajemen Risiko
Manajemen risiko di identifikasi sebagai satu
dari dua strategi untuk mencapai keamanan informasi.
Pendefinisian risiko terdiri atas empat
langkah, yaitu:
1. identifikasi aset-aset bisnis yang harus di
lindungi dari risiko.
2. menyadari risikonya.
3. menentukan tingkatan dampak pada perusahaan
jika risiko benar-benar terjadi.
4. menganalisis kelemahan perusahaan tersebut.
BAB 10 Implikasi Etis
Dari Teknologi Informasi
Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya. Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama karena kesadaran bahwa komputer dapat menganggu hak privasi individual. Dalam dunia bisnis salah satu alasan utama perhatian tsb adalah pembajakan perangkat alat lunak yang menggerogoti pendapatan penjual perangkat lunak hingga milyaran dolar setahun. Namun subyek etika komputer lebih dalam daripada masalah privasi dan pembajakan. Komputer adalah peralatan sosial yang penuh daya, yang dapat membantu atau mengganggu masyarakat dalam banyak cara. Semua tergantung pada cara penggunaannya.
Moral Etika dan Hukum Dalam Sistem Informasi
Moral : Tradisi kepercayaan
mengenai perilaku benar atau salah
Etika : Satu set
kepercayaan, standart atau pemikiran yang mengisi suatu individu,
kelompok dan masyarakat.
Hukum: peraturan perilaku yang dipaksakan oleh
otoritas berdaulat, seperti pemerintah pada rakyat atau warga negaranya.
Penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan
oleh nilai-nilai moral dan etika dari para manajer, spesialis informasi dan
pemakai dan juga hukum yang berlaku. Hukum paling mudah diiterprestasikan
karena berbentuk tertulis. Dilain pihak etika dan moral tidak didefinisikan
secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota masyarakat.
Etika dan Jasa Informasi
Etika komputer adalah sebagai analisis
mengenai sifat dan dampak sosial tekhnologi komputer, serta formulasi dan
justifikasi kebijakan untuk menggunakan tekhnologi tsb secara etis. Manajer
yang paling bertanggungjawab terhadap etika komputer adalah CIO (Chief
Information Officer). Etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama yaitu :
1. CIO harus waspada dan sadar bagaimana
komputer mempengaruhi masyarakat.
2. CIO harus berbuat sesuatu dengan
menformulasikan kebijakan – kebijakan yang memastikan bahwa teknologi tersebut
secara tepat.
Kekuatan yg dimiliki CIO dalam menerapkan
etika IT (Information Technology) pada perusahaannya dan jg masyarakat sangat
dipengaruhi kesadaran hukum, budaya etika dan kode etik profesional oleh CIO
itu sendiri.
Namun ada satu hal yang sangat penting bahwa
bukan hanya CIO sendiri yang bertanggungjawab atas etika komputer. Para manajer
puncak lain juga bertanggungjawab.
Implikasi Etis Teknologi Informasi
Penggunaan teknologi informasi akan berkaitan
erat dengan moral, etika dan hukum. Moral merupakan tradisi kepercayaan
mengenai prilaku yang benar dan salah dan berlaku secara universal. Sementara
itu, etika adalah suatu kepercayaan, standar atau pemikiran yang mengisi suatu
individu, kelompok atau masyarakat tertentu.
Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat
perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya. Masyarakat secara umum
memberikan perhatian terutama karena kesadaran bahwa komputer dapat menganggu
hak privasi individual. Dalam dunia bisnis salah satu alasan utama perhatian
tsb adalah pembajakan perangkat alat lunak yang menggerogoti pendapatan penjual
perangkat lunak hingga milyaran dolar setahun.
Alasan Pentingnya Etika Komputer
Logical Malleability (Kelenturan Logika)
Transformation Factor (Faktor
Transformasi)
Invisiblity Factor (Fator tidak kasat
mata)
Hak Sosial Dan Komputer
Hak Atas Komputer
Hak atas akses komputer
Hak atas keahlian computer
Hak atas spesialis computer
Hak atas pengambilan keputusan komputer
Hak atas Property
Hak atas Accuracy
Hak Atas Informasi
Dikenal dengan istilah PAPA
(Privacy, Accuracy, Property, Accessibility)
Hak atas Privacy;
Hak atas Accessibility;
Hak akses informasi yang memang
dipublikasikan, seperti berita-berita, hasil penelitian, dll.
BAB 11 Mengelola
Pengetahuan
Sistem manajemen pengetahuan telah menjadi
salah satu bidang yang paling cepat berkembang dalam investasi peranti lunak
perusahaan dan pemerintahan. Untuk mengubah data menjadi informasi, perusahaan
harus memanfaatkan sumber daya yang ada utnuk menyusun data ke dalam kategori-kategori
yang mudah digunakan. Untuk mengubah informasi menjadi pengetahuan, perusahaan
harus memanfaatkan lebih banyak lagi sumber daya untuk menemukan pola, aturan,
dan konteks di mana pengetahuan tersebut berguna. Kebijaksanaan adalah pemikiran
perorangan atau kelompok dalam menerapkan pengetahuan untuk memecahkan suatu
masalah. Pengetahuan dapat tersimpan dalam e-mail, voice mail, gambar
dan dokumen tak berstruktur atau terstruktur.
Melalui sekumpulan data kegiatan terencana
dengan pengukuran yang teliti, percobaan, dan masukan dari pelanggan maupun
lingkungan sekitar, organisasi mendapatkan pengalaman. Manajemen pengetahuan
adalah seperangkat proses bisnis yang dikembangkan dalam organisasi untuk
menciptakan, menyimpan, memindahkan dan menerapkan pengetahuan.
Organisasi memperoleh pengetahuan melalui
beberapa cara, tergantung pada jenis pengetahuan yang dicarinya. Mencoba
membangun pusat data yang berisi dokumen, laporan, presentasi, dan
praktik-praktik terbaik. Sistem ini kemudian dikembangkan untuk menyertakan
dokumen yang tidak terstruktur, seperti e-mail.
Sistem manajemen pengetahuan perusahaan adalah
sistem serba guna yang digunakan oleh perusahaan untuk mengumpulkan, menyimpan,
mendistribusikan, dan menerapkan pengetahuan dan muatan digital.
Sistem kerja pengetahuan adalah sistem yang
dikembangkan khusus untuk para teknisi, ilmuan dan para pekerja di bidang
pengetahuan lainnya yang bertugas memperoses dan menciptakan pengetahuan baru
bagi perusahaan mereka.
Sistem Manajemen Pengetahuan Keseluruhan
Perusahaan
Kadangkala manajer memerlukan informasi berbentuk
dokumen yang tidak benar-benar terstruktur, seperti e-mail, voice
mail, rekaman percakapan di chat room,video, gambar
digital, brosur atau buletin. Sistem jaringan pengetahuan memiliki fungsi
sebagai penghubung antara pasokan dan permintaan pengetahuan. Sistem jaringan
pengetahuan memberikan direktori online mengenai para pakar
bidang-bidang tertentu di perusahaan menggunakan teknologi komunikasi untuk
memudahkan karyawan dalam mencari pakar yang tepat.
Sistem pengetahuan terstruktur melakukan
fungsi implementasi penandaan dokumen, antarmuka dengan basis data perusahaan
di mana dokumen disimpan, dan membuat portal perusahaan yang dapat digunakan
oleh karyawan yang memerlukan pengetahuan perusahaan. Informasi yang
semiterstruktur adalah seluruh informasi digital dalam suatu perusahaan yang
tidak terdapat dalam dokumen atau laporan formal.
Taksonomi adalah skema untuk
mengklasifikasikan informasi dan pengetahuan sedemikian rupa hingga informasi
dan pengetahuan tersebut mudah diakses. Sebuah perusahaan bisnis dapat
mengakses informasi lebih mudah jika perusahaan tersebut merancang taksonominya
sendiri untuk mengklasifikasikan informasi menjadi kategori-kategori. Sistem
jaringan pengetahuan menyediakan suatu direktori online mengenai
keberadaan pakar dalam bidang pengetahuan tertentu dan menggunakan teknologi
komunikasi untuk memudahkan karyawan menemukan pakar yang tepat.
Vendor sistem manajemen pengetahuan komersial
besar telah mengintegrasikan isi dan kemampuan manajemen dokumennya dengan
portal dan teknologi kolaborasi yang canggih. Portal pengetahuan perusahaan
dapat memberikan akses pada informasi sumber daya eksternal, seperti umpanan
berita dan riset, chat/pesan instan, diskusi kelompok, dan
konferensi video.
Sistem Kerja Pengetahuan
Pekerja pengetahuan melakukan tiga peran kunci
yang sangat penting bagi organisasi dan untuk manajer yang bekerja dalam
organisasi. :
· Menjaga aliran pengetahuan dalam perusahaan
seiring dengan perkembangan perusahaan dalam teknologi, sains, pemikiran sosial
dan seni.
· Bertugas melayani sebagai konsultan internal
mengenai pengetahuan khusus mereka, berbagai perubahan yang terjadi dan
kesempatan yang muncul.
· Bertindak sebagai agen perubahan,
mengevaluasi, merintis dan mendukung proyek, proyek perubahan.
Kebanyakan pekerja pengetahuan mengandalkan
sistem perkantoran, seperti pengolah kata, voice mail, e-mail, konferensi
video, dan sistem penjadwalan yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas
di kantor.
Teknik Cerdas
Kecerdasan buatan dan teknologi basis data
memberikan sejumlah teknik cerdas yang dapat digunakan oleh berbagai organisasi
untuk ”menangkap” pengetahuan perorangan dan pengetahuan kolektif, serta
mengembangkan pengetahuan tersebut. Sistem-sistem ahli, penalaran berbasis
kasus, dan logikafuzzy digunakan untuk menangkap pengetahuan yang
tersembunyi.
Logika fuzzy adalah teknologi
berbasis aturan yang dapat merepresentasikan ketidakpresisian seperti yang
telah disebutkan, dengan menciptkan aturan yang menggunakan nilai subjektif
atau nilai yang mendekati. Organisasi dapat menggunakan fuzzy untuk
menciptakan sistem peranti lunak yang menangkap pengetahuan tersirat yang
mengandung ambiguitas linguistik. Jaringan saraf tiruan digunakan untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang kompleks dan sulit dipahami, di mana
sejumlah besar data mengenai masalah tersebut telah dikumpulkan. Jaringan saraf
tiruan mencari pola dan hubungan dalam data yang sangat besar yang terlalu
rumit dan sulit untuk dianalisis manusia.
Algoritme genetik berguna untuk mendapatkan
solusi optimal untuk masalah spesifik dengan memeriksa sejumlah besar kemungkinan
solusi untuk masalah tersebut. Teknik pemecahan masalah dengan algoritme ini
secara konsep berbasis pada metode bagaimana organisme hidup beradaptasi dengan
lingkungannya.
Teknologi agen inteligen dapat membantu para
pebisnis menjelajahi data yang besar untuk menemukan dan mengambil tindakan
informasi yang dianggap penting. Agen inteligen adalah program peranti lunak
yang bekerja di latar belakang tanpa intervensi manusia secara langsung untuk
menjalankan tugas-tugas yang spesifik, berulang dan dapat diprediksi.
BAB 12 Meningkatkan
Proses Pengambilan Keputusan
Sistem Informasi dan Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan pada dunia bisnis biasanya terbatas
pada pihak manajemen numun dengan sistem informasi saat ini yang membuat sistem
informasi menjadi tersedia untuk golongan yang lebih rendah maka karyawan
golongan rendan bertanggung jawab atas beberapa keputusa. Berbagai tingkatan
dalam organisasi (strategis, manajmen, operasional) mempunyai persyaratan
pengambilan keputusan yang berbeda pula. Suatu keputusan dapat bersifat
terstruktur, semiterstruktur, tidak struktur. Keputusan terstruktur berkisar
antara tingkat operasional dari organisasi, dan keputusan tidak terstruktur
pada tingkat strategis. Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara perorangan
atau kelompok, dan oleh berbagai tingkatan karyawan, seperti manajer
operasional, menengah, dan senior. Dalam proses pengambilan keputusan ada empat
tahapan: kecerdasan (intelligence), rancangan (desing), pemilihan
(choice), dan implementasi (implementation). Sistem untuk
membantu proses pengambilan keputusan tidak selalu menghasilkan keputusan yang
lebih baik yang meningkatkan kinerja perusahaan, karena persoalan-persoalan
terkait kualitas informasi, saringan manajemen, dan inersia organisasional.
Sistem untuk Mendukung Keputusan.
Beberapa model yang berbeda tentang apa yang biasanya dilakukan
manajer dalam organisasi menunjukkan bagaimana sistem informasi dapat digunakan
untuk mendukung proses-proses manajerial. Model klasik sebelumnya mengenai
aktivitas manajerial mengarah pada fungsi merencanakan, mengorganisasikan,
mengkoordinasikan, memutuskan, dan mengendalikan. Penelitan-Penelitian terbaru
yang memerhatikan perilaku aktual dari manajer mendapati bahwa aktivitas
manajer sesungguhnya sangat terpecah-pecah, bervariasi, dan singkat durasinya.
Manajer-manajer berpindah sangat cepat dan intensif dari satu masalah ke
masalah lain. Manajer menghabiskan cukup banyak waktu untuk mengejar sasaran
dan agenda pribadinya, dan manajer-manajer dewasa ini tidak telalu berani
mengambil keputusan mengenai kebijakan yang menyeluruh dan besar.
Teknologi infromasi menyediakan perangkat baru bagi manajer
untuk melaksanakan peran lama dan peran baru mereka, memungkinkan mereka untuk
mengawasi, merencanakan, dan meramalkan dengan lebih tepat dan
cepat dari sebelumnya dan untuk merespons perubahan
lingkungan bisnis dengan lebih cepat. Sistem informasi telah banyak berguna
untuk manajer dalam memberkan dukungan bagi peran mereka dalam menyebarkan
informasi, menjadi penghubung antara berbagai tingkatan organisasi, dan
mengalokasikan sumber-sumber daya. Namun, beberapa peran manajerial tidak dapat
dibantu oleh sistem informasi, dan keberhasilan sistem informasi dalam
mendukung pengambilan keputusan tidak terstruktur tidaklah terlalu baik.
Sistem informasi manajemen (SIM) memberikan informasi tentang
kinerja perusahaan untuk membantu manajer membantu dan mengendalikan bisnin,
biasanya dalam bentuk laporan terjadwal yang rutin dan tetap berdasarkan pada
data yang dirangkum dari sistem proses transaksi perusahaan. SIM mendukung
keputusan terstrutur dan beberapa keputusan semiterstruktur.
Sistem pendukung keputusan (DSS) menggabungkan data, model, dan
perangkat analitis yang tepat, dan peranti lunak yang mudah digunakan menjadi
satu sistim yang kuat yang dapat mendukung pengabilan keputusan semiterstruktur
dan tidak terstruktur. Komponen-komponen DSS adalah basis data DSS, antarmuka
pengguna, dan sistim peranti lunak DSS : yang digerakkan oleh model dan oleh
data. DSS dapat mendukung pengambilan keputusan dalam penentuan harga,
manajemen rantai pasokan, dan CRM, selain juga meomodelkan scenario bisnis
alternative. DSS yang diarahkan pada pelanggan dan juga manajer menjadi semakin
banyak tersedia di Web. Sebuah kategori khusus DSS yang dinamakan sistem
informasi gegrafis (GIS) menggunakan teknologi visualisasi data untuk menganalisa
dan menampilkan data untuk merencanakan dan pengambilan keputusan dengan peta
digital.
Menujukkan bagaimana sistem pendukung eksekutif (ESS).
Sistem pendukung manajemen (ESS) membantu manajer senior dalam
masalah-masalah tidak terstruktur yang timbul pada tingkat strategis dalam
perusahaan. ESS menyediakan data baik ari sumber internal maupun eksternal dan
menyediakan lingkungan komputasi dan komunikasi umum yang dapat difokuskan dan
diterapkan pada sejumlah masalah yang terus berubah. ESS membatu eksekutif
senior mengawasi kinerja perusahaan, mengenali masalah, mengidentifikasi
kesempatan, dan meramalkan tren di masa mendatang. Sistem ini dapat menyaring
perincian tambahan untuk gambaran umum tingkat tinggi, atau menelusuri untuk
menyediakan data transaksi yang terperinci apabila diperlukan oleh
manajer senior, ESS memanfaatkan data perusahaan yang tersedia dari sistem
perusahaan.
ESS mambantu manajer senior menganalisis,
membandingkan, dan menyoroti tren sehingga manajer dapat lebih mudah mengawasi kinerja
operasional atau mengidentifikasi masalah dan kesempatan strategis. ESS sangat
bermanfaat untuk memindai kondisi lingkungan, memberikan aspek inteligensi
bisnis dengan membantu manajemen mendeteksi ancaman atau kesempatan strategis
dari lingkungan organisasi. ESS dapat meningkatkan jangkauan control manajemen
senior, memungkinkan mereka untuk memantau lebih banyak orang dengan sumber
daya yang lebih sedikit.
Sistem Pendukung Keputusan Kelompok (GDSS).
GDSS adalah sistem interaktif berbasis komputer yang digunakan
untuk memfasilitasi penyelesaian masalah tidak tersektrutur oleh sekelompok
orang-orang yang bekerja sama dalam kelompok dapat menggunakan sistem pendukung
pengambilan keputusan kelompok untuk membantu mereka dalam proses pencapaian
sebuah keputusan. Sistem pendukung keputusan kelompok (GDSS) terdiri atas
komponen peranti keras, peranti lunak, dan orang. Komponen perangkat kerasnya
termasuk fasilitas ruang konferensi, termasuk pengaturan tempat duduk.
Computer, dan peranti keras eketronik lainnya. Komponen peranti lunaknya
termasuk perangkat untuk mengorganisasikan ide, mengumpulkan informasi, membuat
peringkat dan menentukan prioritas, dan mendokumentasikan hasil rapat. Komponen
orang termasuk para peserta, fasilitator yang terlatih, dan karyawan pendukung
peranti keras dan peranti lunak.
Jika dirancang serta didukung dengan tepat, rapat-rapat dengan
GDSS dapat meningkatkan jumlah ide yang muncul dan meningkatkan kualitas
keputusan, sementara hasil yang diinginkan dapat muncul dengan jumlah rapat
yang lebih sedikit dalam lingkungan rapat baik secara tatap muka maupun
terdistribusi (Anson dan Reinicke, 2004), GDSS tampaknya paling bermanfaat
untuk tugas-tugas yang melibatkan pengembangan ide, persoalan-persoalan rumit
dan kelompok berukuran besar (Fjermestad dan Hiltz, 2000-2001, 1998-1999).
GDSS
mendukung para pengambil keputusan bertemu bersama-sama untuk mencapai
keputusan secara lebih efisien dan terutama bermanfaat dalam meningkatkan
produktivitas rapat yang dihadiri dari empat atau lima orang. Namun,
efektivitas GDSS bergantung pada komposisi kelompoknya, tugasnya, pilihan
perangkat yang dan dukung rapat yang tepat, dan konteks organisasional dari
rapatnya.
BAB 13 Mengembangkan
Sistem
Pengembangan sistem informasi manajemen oleh
pengguna akhir (sering disebut pula dengan End User Computing )
adalah bentuk pengembangan sistem yang dilakukan oleh orang– orang yang tidak
sepenuhnya ahli ( spesialisasi ) tentang informasi.
END USER COMPUTING
Pada protyping, pengembangan system informasi
sangat tergantung pada perangkat (software ) pendukung aktivitas pembuat
system. Software–software tersebut menggunakan bahasa–bahasa komputer yang
lebih interaktif, bahasa grafis, peralatan komputer mikro sehingga mudah
mengakses data, membuat laporan dan mengembangkan sistem informasi secara
menyeluruh tanpa bantuan analisis sistem informasi atau programer. Pengguna
akhir (end user) dalam situasi tertentu mengandalkan ahli sistem informasi atau
programer. Namun yang menjadi tugas pokoknya adalh menjalankan aktivitas serta
mengembangkan sistem yang telah dilakukan sebelumnya oleh departemen sistem
informasi.
End User Computing seperti ini umumnya
melibatkan pembuatan sistem yang didesentralisasi. Desetralisasi seperti ini
dilengkapi dengan memecah bagian sistem informasi organisasi pusat menjadi
bagian–bagian kecil, kemudian menugaskan ke masing–masing unit bisnis, sehingga
setiap bagian mempunyai departemen sistem informasi mini.
MANFAAT PENGEMBANGAN SISTEM BAGI ORGANISASI
Ada beberapa manfaat jika sistem
informasi dibuat oleh pengguna sistem informasi dalam organisasi. Manfaat
tersebut adalah :
1. Bebas sumber daya sistem informasi
2. Mengurangi penundaan pengembangan sistem
3. Mengurangi jeda waktu
4. Sesuai dengan budaya organisasi
5. Mendorong inovasi.
KELEMAHAN PENGEMBANGAN SISTEM OLEH PENGGUNA
Beberapa kelemahan yang mungkin timbul dalam
pembuatan sistem adalah :
1. Duplikasi dan membuang–buang sumber daya
2. Meningkatkan biaya
3. Kehilangan kontrol terhadap data
4. Kualitas sistem yang rendah
5. Biaya kesempatan dari waktu manajer
6. Pemeliharaan sistem
7. Ketidaksesuaian dalam hal mencegah
penyebaran data
PENGELOLAAN END – USER COMPUTING
Pelayanan khusus yang disediakan oleh staf
pusat informasi adalah :
1. Pelatihan pemrograman komputer dan
alat–alat pendukung
2. Membantu perolehan dan transfer data
3. Membantu pembuatan program
4. Membantu aplikasi, queri dan laporan yang
diperlukan oleh bahasa pemrograman
5. Konsultasi tentang alat–alat yang layak dan
metodologi yang tepat untuk mengembangkan aplikasi
6. Membantu dalam pembuatan standar jaminan
kulitas dan pengendalian
7. Membuat dan memodifikasi prototype
8. Menyediakan bahan–bahan referensi tentang
sumber daya teknologi untuk pusat informasi
9. Menyediakan penghubung dengan kelompok
pemrosesan informasi lain yang mendukung sumber daya pusat informasi
10. Mengelola katalog dari aplikasi dan
database yang sudah ada
11. Mengevaluasi perangkat keras dan perangkat
lunak baru
Pusat informasi ini bermanfaat untuk :
1. Membantu pengguna akhir dalam menemukan
alat–alat dan aplikasi yang menjadikannya lebih produktif
2. Mencegah pembuatan aplikasi yang tidak
berguna bagi organisasi
3. Menigkatkan penyebaran data dan
meminimalkan masalah-masalah penyatuan data
4. Menjamin aplikasi yang dikembangkan oleh
pengguna akhir memenuhi standar keamanan, kualitas data dan audit
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR UNTUK MENGELOLA END
USERCOMPUTING
Manajemen harus mengembangkan pengawasan
terhadap end–user omputing. Pengawasan ini termasuk dalam hal:
1. Penyesuaian biaya proyek sistem
informasi end user
2. Standar hardware dan software
3. Standar perusahaan tentang computer,
software pemrosesan kata, sistem manjemen database, software grafik, alat –
alat pelaporan
4. Review jaminan kualitas,
yang menentukan apakah hanya pengguna akhir atau spesialis sistem informasi
yang harus menelaah / mereview sistem informasi yang dikembangkan
5. Pengendalian atas aplikasi yang
dikembangkan oleh end user mencakup pengujian, dokumentasi,
akurasi, dan kelengkapan input dan update, backup, recovey dan
pengawasan
SEPINTAS CARA PENGEMBANGAN SISTEM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DARI SUDUT PANDANG
ORGANISASI
John. F. Rockart dan J. Debra Hofman ( Martin
) menyebutkan bahwa sebagian organisasi harus merekayasa ulang lingkungan
pengembangan sistem mereka untuk dapat tanggap terhadap lingkungan persaingan
masa kini ataupun masa dating. Mereka juga mencatat bahwa berbagai sistem yang
harus didukung telah berubah dari sistem pemrosesan transaksi pada setiap
bagian menjadi sistem terintegarasi, lalu lintas fungsi untuk mendukung
organisasi. Mereka juga menemukan bahwa penekanan baru padaDecision Support
System ( DSS ), Executive Suport System ( ESS )
dan Personal Support System yang memungkinkan orang pada
setiap tingkatan organisasi dengan mudah mengakses, memanipulasi, dan
menganalisis informasi.
Dalam menentukan kemungkinan–kemungkinan yang
disediakan oleh lingkungan pengembangan system perusahaan, ada beberapa faktor
yang merupakan cara untuk menentukan pengembangan sistem. Lee Gremilion dan
Philip Pyburn ( Martin ) menyarankan tiga factor utama tersebut, yaitu :
1. Kebiasaan–kebiasaan yang terjadi
berulang–ulang dimana organisasi lain mungkin menggunakan pemecahan sistem yang
sama atas masalah yang sedang dipertimbangkan.
2. Dampak tingkat dimana sistem tersebut akan
mempengaruhi perusahaan. Seberapa pentingnya sistem tersebut bagi perusahaan?
Seberapa besar dampaknya? Apa dampaknya jika sistem tersebut gagal?
3. Struktur seberapa baik masalah dan sistem
dipahami?
Faktor–faktor lain yang menentukan cara
memperoleh sistem yang baru, termasuk ukuran dan kompleksitas dari suatu
sistem, jangka waktu yang diharapkan dari sistem, kebutuhan audit dan keamanan,
jumlah data yang dimasuki dan disimpan, kemampuan pengembangan organisasi
pengguna, kapasitas organisasi sistem informasi dan lain–lain.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
DARI SUDUT PANDANG MANAJER
Dari
sudut pandang manajer, pengambilan keputusan tergantung pada lingkungan
organisasi. Pada beberapa perusahaan komite kebijakan sistem informasi
memutuskan sistem apa yang diperoleh, dan departemen sistem informasi
memutuskan apakah membuat sistem itu sendiri atau membeli. Perhatian manajer
adalah bagaimana mengarahkan komite tersebut untuk mendukung sistem yang
diusulkannya.PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DARI SUDUT PANDANG MANAJER
No comments:
Post a Comment